Tugas Pendidikan Kewarganegaraan (PKn khususnya dalam mengembangkan
kecerdasan warga negara (civic intelligence), tanggung jawab warga
negara (civics responbility) dan partisipasi warga negara (civic
participation).
Kecerdasan warga negara yang di kembangkan untuk membentuk warga negara
yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melainkan juga dalam
paradigma baru PKn yang multidimensional ini terwujud, maka aspek
sejarah kebangsaan dari warga negara tidak boleh dilupakan. Dalam
membahas sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan senagat kebangsaan ini,
ada dua konsep kunci : yaitu perjuangan dan bangsa dan kebangsaan.
Ada tiga pengertian perjuangan secara harafiah, yaitu :
1) perjuangan
berarti usaha yang penuh dengan kesulitan dan bahaya,
2) perjuangan
identik dengan usaha untuk merebut sesuatu atau peperangan untuk
mencapai dan mempertahankan kemerdekaan,
3) dalam konteks politik,
perjuangan berarti wujud interaksi sosial, termasuk persaingan,
pelanggaran dan konflik
.
Sedangkan konsep kebangsaan menunjukkkan ciri-ciri yang menandai
golongan bangsa atau kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara.
Karena dengan mengetahui dan mau belajar sejarahnya maka suatu bangsa
diharapkan dapat bersikap dan berperilaku cerdas baik secara rasional,
spirituil, emosional dan sosial. Orang yang mau belajar dari sejarah
yakni mengambil makna dan hikmah dari sejarah akan semakin bijak dalam
bertindak dan mahir dalam mengambil keputusan . Sejarah perjuangan
bangsa dan semangat kebangsaan suatu bangsa akan selalu terus
dipelajari, dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya.
Bangsa adalah sekelompok masyarakat yang bersatu atau dipersatukan oleh
adanya persamaan nasib dan pengalaman di masa lampau dan mempunyai
cita-cita serta tujuan yang sama untuk kehidupan di masa depan.
Pengalaman bangsa Indonesia di masa lampau terutama pada masa penjajahan
dengan sistem tanam paksa yang telah menimbulkan kesengsaraan,
penderitaan dan pembodohan telah menggugah dan menyadarkan para cerdik
pandai atau kaum terdidik untuk mengubah nasib bangsanya.
Munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara
terbagi atas lima dimensi yaitu :
1) Pergerakan politik,
2 ) Pergerakan
Sarekat Islam,
3) Pergerakan keagamaan,
4) Pergerakan Wanita, dan
5) Pergerakan Pemuda.
Pergerakan pada masa penjajahan Belanda dibagi
menjadi kurun waktu, yaitu :
1) masa 1908-1920 ditandai oleh munculnya
organisasi-organisasi di Indonesia yaitu Budi Utomo, Sarekat Islam,
Perkumpulan Kedaerahan dan perkumpulan campuran;
2) Pergerakan Politik
pada masa 1920-1932 untuk organisasi Indonesia yaitu Partai Komunis
Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia,
Studieclub-studieclub, Partai Nasional Indonesia, Perkumpulan yang
berdasarkan kedaerahan, golongan yang berdasarkan keagamaan;
3)
Pergerakan politik pada masa 1930-1942 meliputi Partai Nasional
Indonesia, Partai Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi
Utomo, Partai Rakyat Indonesia, Persatuan Bangsa Indonesia, Partai
Indonesia Raya, PSII, perkumpulan berdasarkan kedaerahan, golongan
berdasarkan keagamaan, GAPI dan Majelis Rakyat Indonesia.
Melalui
organisasi politik, perjuangan bangsa Indonesia pada hakikatnya
bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dari penjajah asing karena mereka
sadar akan nasibnya yang dijajah sehingga kondisinya miskin, bodoh dan
tidak ada kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Oleh karena itu
muncul berbagai gerakan yang mengarah pada upaya untuk mempersatukan
diri melawan penjajah dengan berbagai taktik perjuangan yang dilandasi
oleh semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar