Manusia dalam menjalani serangkaian proses kehidupannya mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan yang erat kaitannya dengan
peningkatan kuantitas pada fisik manusia terjadi sejak masa konsepsi dan
berhenti setelah mencapai maturasi (kematangan) yang terjadi pada masa remaja
atau masa dewasa awal seperti dinyatakan oleh Tanner (Bee, 1984 : 91) “the final part of the pattern is the
leveling of at the beginning of adulthood, wick remarks the end of growth as we
usually thing of it.” Hal ini berbeda dengan perkembangan yang berjalan
terus menerus hingga akhir hayat manusia sebagaimana dikemukakan Thornburg
(1984 : 16) yang menyatakan bahwa “perkembangan berlangsung secara terus menerus
di sepanjang hidup seseorang, mulai dari masa konsepsi sampai berakhirnya
kehidupan orang itu.”
Walaupun dalam proses pertumbuhan dan perkembangan selalu ditandai dengan
adanya perubahan, tidak semua perubahan yang terjadi dapat diartikan sebagai
perkembangan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Candida Peterson (1996 : 20)
yang menyatakan “Some permanent changes
over the life span are better descried as ageing than as growth.” Lebih
lanjut Peterson juga menyatakan bahwa perubahan yang dapat dikategorikan
sebagai perkembangan harus memenuhi 4 kriteria yaitu
· Permanent : perubahan
yang terjadi bersifat permanent, bukan perubahan perubahan temporer atau yang
disebabkan oleh kegiatan incidental.
· Qualitative : perubahan
yang terjadi menunjukkan perubahan total dari seseorang, tidak hanya bersifat
peningkatan kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya
· Progressive : perubahan
yang terjadi merupakan perwujudan aktualisasi seseorang. Perubahan ini terkait
dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
situasi/perubahan yang terjadi di lingkungannya.
· Universal : perubahan
yang terjadi bersifat umum dan dialami oleh individuindividu yang lain pada
tahapan usia yang hampir sama.
“Proses perkembangan yang berlangsung sepanjang hayat manusia pada
hakekatnya adalah perubahan menuju ke kedewasaan. Pencapaian tujuan
perkembangan, yaitu kedewasaan, tidaklah sekaligus, tetapi setahap demi setahap
sesuai dengan masa-masa perkembangan yang sedang dijalani oleh individu yang
bersangkutan hendaklah mencapai tujuan perkembangan yang sesuai dengan masa
perkembangannya itu. Seluruh tujuan perkembangan, dari masa awal sampai masa
lanjut adalah berkesinambungan. Pencapaian tujuan perkembangan pada masa yang
terdahulu menjadi dasar bagi pencapaian tujuan perkembangan pada masa
berikutnya. Atau dengan kata lain, apabila tujuan perkembangan pada masa
terdahulu tidak tercapai dengan baik, dikhawatirkan pencapaian tujuan
perkembangan masa berikutnya terganggu (Tn. 1983 :14)”.
Tugas perkembangan yang harus dijalani oleh setiap individu sesuai dengan
masa perkembangan yang sedang ditempuhnya disebut sebagai tugas perkembangan/developmental task. Peterson (1996 : 35)
dalam hal ini mendefinisikan tugas perkembangan sebagai “age norm” wick describes an average age or norm for when particular
behaviours relikely to emerge or stabilize or decline.” Robert J. Havigurst
(Hurlock, 1980 : 9) menyatakan bahwa “tugas perkembangan adalah tugas yang
muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu,
yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah
keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau
gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas
tugas berikutnya.”
Perkembangan manusia yang terjadi secara bertahap sesuai dengan masa
perkembangannya, dan adanya implikasi bagi setiap individu untuk melakukan
tugas perkembangan sesuai dengan tahapan usianya, membuat setiap individu harus
memahami dan berusaha untuk dapat melakukan tugas perkembangan sesuai dengan
tahapan usia masing-masing. Tugas perkembangan ini menurut Havigurst sangat
erat kaitannya dengan fungsi belajar. Dalam hal ini Havigurst (Sunarto, 2002 :
43). Menyatakan bahwa “tugas perkembangan harus dipelajari, dijalani dan
dikuasai oleh setiap individu. Tugas-tugas ini dikaitkan dengan fungsi belajar,
karena pada hakekatnya perkembangan pada kehidupan manusia dipandang sebagai
upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia mampu melakukan
penyesuaian diri dengan baik dalam kehidupan nyata.”
Sudah diakui secara umum sebagai suatu fakta, perkembangan seseorang
sebagian besar terjadi pada usia di bawah 6 tahun. Pada periode usia ini
anak-anak membentuk struktur kognitif dan kepribadian dirinya yang akan
menentukan jalan hidup untuk selanjutnya. Berdasar hal tersebut maka proses
menumbuhkembangkan kreativitas perlu dilakukan sejak usia dini, karena pada
masa ini proses kreativitas sedang mengalami puncak perkembangannya. Anak-anak
pada dasarnya sangat kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli
sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin
tahu besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak
takut salah, berani menghadapi resiko, senang akan hal-hal baru, dan
sebagainya.
I. Tugas-tugas Perkembangan
Secara umum Havigurst (Hurlock, 1980: 10) mendeskripsikan Tugas-tugas
perkembangan masa bayi dan awal masa kanak-kanak adalah.
Ø belajar memakan makanan padat
Ø belajar berjalan
Ø belajar berbicara
Ø belajar mengendalikan gerakan badan
Ø memperoleh stabilitas fisiolis
Ø belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
Ø mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
Ø mempersiapkan diri untuk membaca
Ø belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani
Tugas-Tugas perkembangan pada akhir masa kanak-kanak dideskripsikan oleh
Havigurst (Hurlock, 1980: 10), yaitu.
mempelajari
keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan tertentu
Ø membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang
sedang tumbuh belajar
Ø menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
Ø mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
Ø mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan
berhitung
Ø mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari
Ø mengembangkan hati nurani, moralitas, dan nilai-nilai
Ø mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga sosial
Ø mencapai keberhasilan pribadi
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja oleh Havigurst
(Hurlock, 1980-10) mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai
berikut :
Ø mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria maupun wanita
Ø mencapai peran sosial pria atau wanita
Ø menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif
Ø mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung
jawab
Ø mempersiapkan karier ekonomi
Ø membangun keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan sebagai warga negara yang baik
Ø memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung
jawabkan secara sosial
Ø memperoleh seperangkat nilai dan siytem etika sebagai
pedoman berperilaku
II. Tahapan-Tahapan dalam Perkembangan
Manusia
Pencapaian tujuan perkembangan yaitu proses menuju
kedewasaan tidak berjalan sekaligus, tetapi secara bertahap sesuai dengan
tahapan perkembangan manusia. Pembagian tahapan dalam perkembangan manusia
didasari pada kesamaan karakteristik pada setiap tingkatan usia.
Havigurst
membagi tahapan perkembangan manusia dalam 6 tahap, yaitu :
Ø Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
Ø Akhir masa kanak-kanak
Ø Masa remaja
Ø Awal masa dewasa
Ø Masa usia pertengahan
Ø Masa Tua
Tahap-tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia
dibagi oleh Thornburg dalam 4 tahap yang terdiri dari beberapa periode umur
sebagai berikut :
Ø Masa bayi 0 – 2 tahun
·
Periode dalam kandungan : mulai dari
terjadinya konsepsi sampai lahir
·
Periode baru lahir : lahir sampai umur 4
atau 6 minggu
·
Periode bayi : umur 4 atau 6 minggu
sampai 2 tahun
Ø Masa Kanak-kanak 2 – 11 tahun
·
Periode kanak-kanak permulaan : umur 2 –
5 tahun
·
Periode kanak-kanak pertengahan : umur 6
– 8 tahun
·
Periode kanak-kanak akhir : umur 9 – 11
tahun
Ø Masa Remaja 11 – 19 tahun
·
Remaja permulaan : umur 11 – 13 tahun
·
Remaja pertengahan : umur 14 – 16 tahun
·
Remaja akhir : umur 17 – 19 tahun
Ø Masa Dewasa 20 – 81 tahun
·
Dewasa permulaan : umur 20 – 29 tahun
·
Dewasa pertengahan : umur 30 – 49 tahun
·
Dewasa : umur 50 – 65 tahun
·
Dewasa akhir : umur 66 – 80 tahun
·
Tua : umur 81 tahun ke atas
Disamping tahap-tahap perkembangan di atas, Thornburg juga
mengemukakan adanya masa pra remaja yaitu bagi mereka yang berumur 9 – 13
tahun, dan masa pemuda yang terjadi pada umur 19 – 22 tahun.
Berdasarkan pada beberapa uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa tugas-tugas perkembangan tersebut terbagi dalam beberapa tahapan.
Tahapan-tahapan ini didasarkan pada kesamaan karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan pada masing-masing usia. Tahapan-tahapan perkembangan tersebut
adalah masa bayi dan awal masa kanak-kanak, masa kanak-kanak, masa remaja, masa
dewasa awal dan pertengahan, serta masa tua.
III. Implikasi
Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan yang berbeda
pada setiap tahapan usia bermanfaat bagi individu. Hurlock (1980 : 9)
menyatakan bahwa “tugas-tugas dalam perkembangan mempunyai 3 macam tujuan yang
sangat
berguna.
Pertama sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat pada usia-usia
tertentu. Kedua, dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan
apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu
sepanjang kehidupan mereka. Dan ketiga, menunjukkan kepada setiap individu
tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari
mereka kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.” Disamping dapat
digunakan sebagai pedoman dan pemberi motivasi bagi individu dalam masyarakat,
pemahaman tentang tugas perkembangan juga dapat digunakan oleh para praktisi
yang menangani kelompok usia tertentu dalam pekerjaannya. Hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Peterson (1996 : 38)” ....they
can give practitioners who work with particular age groups a general idea what
to expect. .... Norm also facilitate social planning and environmental design
for particular age groups.”
Namun, pemahaman tentang adanya tugas perkembangan yang
berbeda pada setiap tahapan usia individu juga dapat disalahartikan. Hal ini
diungkapkan oleh Hurlock (1980 : 9) yang menyatakan ada 3 macam bahaya
potensial yang umum berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pertama,
harapan yang kurang tepat baik individu sendiri maupun lingkungan sosial. Kedua
adalah melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat dari
kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu. Dan yang ketiga muncul dari tugas itu
sendiri. Sekalipun individu berhasil menguasai tugas pada suatu tahap dengan
baik, namun keharusan menguasai sekelompok tugas-tugas baru yang tepat untuk
tahap berikutnya akan membawa ketegangan dan tekanan kondisi yang dapat
mengarah pada suatu krisis.
Bagi pendidik, pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan
dapat membantu pendidik untuk memahami anak didiknya dan membantu mereka dalam
mengembangkan potensi yang mereka miliki secara optimal. Dalam hal ini Nana
Syaodih (2001 : 18) menyatakan bahwa “Ada dua alasan mengapa tugas-tugas
perkembangan ini penting bagi pendidik. Pertama, membantu memperjelas tujuan
yang akan dicapai sekolah. Pendidikan dapat dimengerti sebagai usaha
masyarakat, melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas
perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat dipergunakan sebagai pedoman
waktu untuk melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan,
siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan
masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa saat untuk mengajar individu yang
bersangkutan telah tiba.”
IV. Kesimpulan
1. Perkembangan terjadi sepanjang hayat manusia dan
berlangsung secara bertahap sesuai dengan tahapan usia masing-masing individu
2. Tidak semua perubahan yang terjadi dapat dikategorikan
sebagai perkembangan, hanya perubahan yang memenuhi kriteria permanent,
kualitatif, progresif dan universal yang dapat disebut sebagai perkembangan
3. Setiap tahapan perkembangan ditandai dengan adanya
kesamaan karakteristik yang kemudian diformulasikan sebagai tugas-tugas
perkembangan yang harus dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu
agar individu tersebut mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
mengaktualisasikan diri sebagai anggota masyarakat.
4. Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan membantu
individu untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri terhadap tugas perkembangan
yang telah dijalaninya, yang sedang dijalaninya dan yang akan dijalaninya.
5. Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan sangat penting bagi
pendidik untuk dapat memahami karakteristik anak didiknya. Pemahaman ini dapat
membantu pendidik dalam pelaksanaan KBM dengan menyesuaikan strategi pembelajaran
yang tepat bagi masing-masing usia, sebagai pedoman bagi pendidik untuk
membantu anak didik meningkatkan kemampuan pada tahap perkembangan berikutnya
sehingga anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar