Apakah Hakekat Penalaran?
Penalaran adalah
suatu proses berfikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau
eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu
kesimpulan. Atau dapat dikatakan penalaran adalah proses berfikir yang
sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan atau keyakinan).
Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman,
atau pendapat para ahli.
Secara umum, penalaran itu dapat
dilakukan dengan cara induksi atau deduksi, atau gabungan keduanya. Induksi
adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu
yang umum. Sebaliknya deduksi, adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari
sesuatu yang umum menuju hal-hal yang khusus, atau penerapan sesuatu yang umum
pada peristiwa khusus untuk mencapai sebuah kesimpulan.Dalam praktiknya kedua
corak penalaran tersebut saling mendukung. Misalnya, proses induksi tidak
akan banyak manfaatnya jika tanpa diikuti proses deduksi, dan sebaliknya.
Bagaimana Penalaran
Induktif?
Penalaran induktif dapat dilakukan
melaui generalisasi, analogi, atau hubungan kasual. Sementara itu, deduksi
menggunakan silogisme atau variannya (entimem) sebagai sarana bernalar.
Generalisasi ialah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau
peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian
dari gejala atau peristiwa itu.Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala
khusus Sedangkan penalaran induktif
melalui analogi, yang dimaksud di sini adalah analogi logis, adalah suatu
proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu
sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulam Untuk penalaran
induktif melalui sebab akibat memiliki karakteristik : yakni 1) satu atau
beberapa gejala yang timbul dapat berperan sebagai sebab atau akibat, atau
sekaligus sebagai akibat dari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya, 2)
gejala atau peristiwa yang terjadi dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih
, dan menghasilkan satu sebab atau lebih. 3) Hubungan sebab dan akibat dapat
bersifat langsung dan tak langsung.
Penalaran Deduktif, apa yang dimaksudkan?
Deduksi adalah proses berfikir yang bertolak dari sesuatu
yang umum (prinsip, hukum, teori, atau keyakinan) menuju hal-hal yang khusus.
Deduksi bersifat spesifikasi
(pengkhususan) Induksi maupun deduksi keduanya bekerja sama hal-hal yang khusus
menuntun menuju generalisasi, dan generalisasi menggiring pada penerapan atau
spesifikasi. Ketika kita menerapkan gereralisasi yang dihasilkan dari penalaran
induktif, maka saat itu kita juga melakukan penalaran deduktif. Dalam induksi
kita perlu mengumpulkan bahan atau fakta secara memadai sebelum sampai pada
suatu kesaimpulan. Semakin banyak dan baik kualitas fakta yang dikumpulkan,
akan semakin tinggi tingkat kebenaran kesimpulan itu.
Dalam bernalar seseorang dapat
melakukan salah nalar, yang disebabkan oleh kekeliruan dalam proses berpikir,
kekurangcermatan, kecerobohan, ketidaktahuan, atau sikap emosional. Dengan
demikian, terjadinya salah nalar dapat disebabkan oleh generalisasi yang
terlalu luas, kerancuan analogi, kesalahan kausalitas, kesalahan relevansi
(karena kekurangpahaman, pengabaian, atau penyembunyian masalah sesungguhnya),
dan kesalahan karena menyandarkan pendapat atau alasan mengenai suatu masalah
terhadap seorang tokoh atau ahli di luar kepakarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar