Hakekat
menulis
Menulis
adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya kepada pihak lain. Pesan adalah isi
yang terkandung dalam suatu tulisan, adapun tulisan merupakan sebuah simbul
atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya. Empat unsur
yang terlibat dalam komunikasi adalah : penulis, isi tulisan, media berupa
tulisan, dan pembaca. Contoh bentuk dan produk bahasa tulis adalah : artikel,
esei, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik, dan cerita.
Manfaat Menulis
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan
kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan
mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya dalam formulasi ragam
bahasa tulis dan konvensi penulisan lainnya. Di balik kerumitannya, menulis
mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial
seseorang. Menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif
dan kreatifitas, menumbuhkan keberanian, serta mendorong kemauan dan
kemampuan mengumpulkan informasi.
Tidak banyak orang yang menyukai tulis-menulis karena
mungkin merasa tidak berbakat, serta tidak tahu untuk apa dan bagaimana harus
menulis. Keadaan ini tentu saja tak lepas dari lingkungan dan pengalaman
belajar menulis di sekolah, denngan segala mitos atau miskonsepsi tentang
menulis dan pembelajarannya.
Beberapa mitos yang perlu diperhatikan tentang menulis
dan pembelajarannya adalah:
- Menulis itu mudah
Yang mudah adalah teori menulis atau mengarang karena gampang
dihafal, tetapi menulis tidak hanya teori tetapi yang diutamakan adalah
keterampilannya. Karena ada seni di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat
kemampuan seseorang dalam mengarang.
- Kemampuan menggunakan unsur mekanik tulisan merupakan inti dari menulis
Dalam menulis diperlukan keterampilan mekanik, tetapi
unsur mekanik saja tidak cukup. Tetapi harus mengandung isi yang akan disampaikan.
- menulis harus sekali jadi
Tidak banyak orang yang dapat menulis sekali jadi, meskipun
penulis profesional sekalipun. Menulis merupakan sebuah proses, yang melibatkan
tahap prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan
penyempurnaan.
- Tidak suka menulis dan tidak pernah menulis dapat mengajarkan menulis.
Tidak bisa , siapapun yang mengajarkan menulis atau
mengarang dia harus menyukai dan memiliki pengalaman dan keterampilan
menulis/mengarang.
Apa Hubungan Menulis
dengan Keterampilan Berbahasa yang lain?
Menulis sebagai aktivitas berbahasa tidak dapat dilepaskan
dari kegiatan berbahasa lainnya. Apa yang diperoleh melalui menyimak, membaca
dan berbicara, akan memberinya masukan berharga untuk kegiatan menulis.
Meskipun demikian, menulis sebagai suatu aktivitas berbahasa tulis memiliki
perbedaan, terutama dengan kegiatan berbahasa lisan. Perbedaan itu menyangkut
kecaraan serta konteks dan hubungan antar unsur yang terlibat, yang
berimplikasi pada ragam bahasa yang digunakan.
Karangan dapat disajikan dalam lima bentuk atau ragam
wacana. Yakni: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. .Deskripsi
adalah ragam wacana yang melukiskan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari
pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Narasi adalah ragam yang menceritakan
proses kejadian suatu peristiwa. Eksposisi adalah menerangkan, menyampaikan,
atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan
dan pandangan pembacanya. Argumentasi dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca
mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Adapun persuasi ditujukan
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang
disampaikan penulisnya.
Ada beberapa pendapat yang berkaitan dengan
pembelajaran menulis seperti yang dilontarkan oleh pendekatan frekuensi,
gramatikal, koreksi dan formal. Pendekatan-pendekatan itu tidak sepenuhnya
salah. Namun, beberapa pendekatan itu tidak menyentuh aktivitas menulis
sebagai proses.
Menulis sebagai suatu proses , menulis melibatkan
serangkaian kegiatan yang terbagi atas tahap prapenulisan, penulisan, dan
pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan tahap persiapan yang mencakup
kegiatan pemilihan topik, penentuan tujuan, penentuan pembaca dan corak
karangan, pengumpulan informasi atau bahan tulisan, serta penyusunan kerangka
karangan.
Berdasar kerangka itu, maka pengembangan karangan pun
dimulai. Inilah fase penulisan. Setiap butir ide yang telah direncanakan
dikembangkan secara bertahap dengan memperhatikan jenis informasi yang
disajikan, pola pengembangan, pembahasan, dan sebagainya. Setelah fase ini
selesai, maka penulis membaca kembali, memeriksa dan memperbaiki karangan, dan
fase inilah yang disebut dengan tahap pascapenulisan. Di sini merupakan
tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang dihasilkan. Kegiatan ini bisa
terjadi beberapa kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar