welcome

Selamat datang di catatan si Penuntut Ilmu, hidup akan terasa indah jika kita mampu berbagi walaupun itu kecil..kritik dan saran silahkan di kolom komentar!!

Minggu, 27 November 2011

Kualitas Alat Ukur



VALIDITAS

·      Validitas mengacu pada ketepatan interpretasi yang dibuat dari hasil pengukuran atau evaluasi (Grondluns & Linn, 1990)

·      Jenis validitas
è Validitas Isi (Content Validity): mengacu pada jawaban pertanyaan “sejauh mana butir-butir soal yang ada dalam tes dapat nebgukur keseluruhan materi yang telah diajarkan”.  Tinggi rendahnya validitas isi ditetapkan berdasarkan analisis rasional atau pertimbangan ahli terhadap isi tes.
è Validitas Konstrak (Construct Validity):  mengacu pada sejauh mana suatu alat ukur dapat mengungkap keseluruhan konstrak yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan tes. Validitas konstrak banyak digunakan dalam pengukuran psikologi.  Pendekatan yang digunakan untuk menentukan validitas konstrak adalah multi-trait-multi-methods.
è Validitas yang dikaitkan dengan kriteria tertentu (Criterion-related Validity): mengacu pada sejauh mana suatu alat ukur dapat memprediksi keberhasilan seseorang di masa yang akan datang atau mengetahui kesesuaian antar pengetahuan  dengan keterampilan yang dimiliki.


RELIABILITAS

·      Reliabilitas mengacu pada ketetapan hasil yang diperoleh dari suatu pengukuran (Grondlund & Linn, 1990).

·      Jenis-jenis reliabilitas
è Reliabilitas tes dalam arti stabilitas tes: diketahui dengan melakukan pengukuran dua kali (Hasil pengukuran yang pertama hampir sama dengan hasil pengukuran yang kedua).
è Reliabilitas tes dalam arti equivalent test: diketahui dengan melakukan pengukuran yang menggunakan dua set tes yang pararel (koefisien korelasi dihitung dengan formula product-moment: hasil korelasi tinggi menunjukkan kedua tes yang digunakan pararel).
è Reliabilitas tes dalam arti konsistensi internal: diketahui dengan menggunakan teknik belah tengah (split half). Koefisien korelasi digunakan dengan formula product moment: hasil korelasi tinggi menunjukkan bahwa setiap butir soal yang terdapat dalam set tes tersebut mengukur dimenasi hasil belajar yang sama.

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR


 PEMERIKSAAN DAN PENGOLAHAN HASIL TES
1.    Pemeriksaan Hasil Tes Objektif
a.    Pemeriksaan secara manual
è Dilakukan jika jumlah peserta tes tidak terlalu banyak
è Caranya: membuat master kunci jawaban pada lembar jawaban kosong.  Master jawaban digunakan untuk memeriksa hasil jawaban siswa.
b.    Pemeriksaan dengan menggunakan fasilitas komputer
Prinsip kerja pemeriksaan jawaban:
è Semua jawaban siswa di-scan.
è Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dari yang terisi salah melalui proses editing.
è Data yang salah diperbaiki melalui proses up-dating.
è Setelah semua identitas siswa benar, kunci jawaban dimasukkan ke dalam komputer.
è Menghitung jawaban yang benar dari setiap siswa melalui proses scoring.

PENILAIAN RANAH AFEKTIF


·       Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa.  

·       Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah sikap, minat, konsep diri, dan nilai.

·       Lima tingkatan dalam ranah afektif (menurut Krathwohl):
1.     Receiving à keinginan siswa untuk memperhatikan suatu gejala atau stimulus misalnya aktivitas dalam kelas, buku, atau musik.  
2.     Responding à partisipasi aktif siswa untuk merespon gejala yang dipelajari.
3.     Valuing à kemampuan siswa untuk memberikan nilai, keyakinan, atau sikap dan menunjukkan suatu derajat internalisasi dan komitmen.
4.     Organization à kemampuan anak untuk mengorganisasi nilai yang satu dengan nilai yang lain dan konflik antarnilai mampu diselesaikan dan siswa mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.
5.     Characterization à level tertinggi dalam ranah afektif. Hasil belajar pada level ini berkaitan dengan personal, emosi, dan sosial. 

Perbandingan Asesmen Alternatif dengan Asesmen Tradisional



Asesmen tradisional (tes)
Asesmen alternatif
1.   Penilaian dilakukan untuk menilai kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang benar.
2.         Tes yang diberikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
3.   Tes terpisah dari pembelajaran yang dilakukan siswa.
4.         Dapat diskor dengan reliabilitas tinggi.
5.         Hasil tes diberikan dalam bentuk skor.
1.   Penilaian dilakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk kerja siswa.
2.   Tugas yang diberikan berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
3.  Ada integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang dihasilkan.
4.         Sulit diskor dengan reliabilitas tinggi.
5.   Hasil asesmen alternatif diberikan dengan bukti kinerja.

Keunggulan asesmen alternatif antara lain:
a.   Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan keterampilan-keterampilan yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
b.   Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap.
c.   Meningkatkan motivasi siswa. .
d.   Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.
e.   Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfevaluation.
f.    Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan.
g.   Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.

Kelemahan Asesmen alternatif:
a.   Membutuhkan banyak waktu
b.   Adanya unsur subjektivitas dalam penskoran  
c.   Ketetapan penskoran rendah  
d.   Tidak tepat untuk kelas besar 

Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah:

Jumat, 04 November 2011

PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN NILAI


Penilaian kelas adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.
Agar pemberian nilai dapat memberikan fungsi secara optimal, dalam melakukan penilaian guru hendaknya selalu berpedoman kepada prinsip-prinsip penilaian kelas sebagai berikut;
a.       Proses pemberian nilai merupakan bagian dari pembelajaran.
Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, oleh karena itu penilaian mencakup penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur efektifitas proses pembelajaran.

Rabu, 02 November 2011

Ketahanan Nasional

Sejarah Bangsa dan Latar belakang Tannas

Bangsa Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad lamanya. Penjajahan itu mengakibatkan penderitaan lahir dan batin, kemiskinan dan kebodohan. Perjuangan mengusir penjajah mulai dari perlawanan Sultan Agung dari kerajaan Mataram pada tahun 1613 sampai perlawanan Sisingamangaraja (Batak) pada tahun 1900 tidak pernah berhasil. Hal ini karena di satu sisi, tidak adanya persatuan dan kesatuan di kalangan bangsa Indonesia dan di sisi lain “keragaman” bangsa Indonesia mudah dieksploitasi dengan politik “pecah belah” atau “adu domba” atau secara populer disebut juga politik “de vide et impera”.
Perjuangan selanjutnya memunculkan angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, dan 20 tahun kemudian muncul angkatan “Penegas” Sumpah Pemuda (1928). Strategi perjuangan dalam melawan penjajah diubah dengan jalan Pendidikan Untuk Memajukan Bangsa dan Membangkitkan Semangat Nasionalisme. Hasil perjuangan yang menonjol dalam periode ini adalah tumbuh semangat atau jiwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (ingat ikrar Sumpah Pemuda).
1945), merupakanPeriode selanjutnya, masa penjajahan Jepang (1942 babak baru perjuangan bangsa Indonesia. Pada mulanya bangsa Indonesia bersimpati pada penjajah baru ini. Bangsa Indonesia menduga bahwa Jepang akan membantu mempercepat proses perjuangan mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, kenyataannya sangat mengecewakan bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia, makin menderita, dan makin miskin. Hasil bumi maupun ternak rakyat banyak disita untuk kepentingan penjajah. Banyak rakyat Indonesia dipaksa menjadi “Romusha” (pekerja paksa) baik di Indonesia maupun dikirim ke luar negeri, untuk kepentingan pemerintahan militer Jepang pada waktu itu yang sedang terdesak oleh tentara Sekutu. Kondisi ini dapat Anda tanyakan pada pelaku sejarah di daerah Anda sendiri sehingga Anda dapat membandingkan kondisi pada masa penjajahan Belanda dengan Jepang.
Namun, pada hakikatnya penjajah siapa pun bangsanya pada intinya membawa kesengsaraan, penderitaan lahir batin bagi bangsa terjajah.

WAWASAN NUSANTARA

Wasantara tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepentingan nasional Indonesia, berangkat dari pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang rawan perpecahan, keinginan untuk memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia yang berupa kepulauan dan berada di tengah-tengah dunia (posisi silang) untuk kejayaan bangsa dan negara. Pandangan tersebut berkaitan dengan konsep geopolitik dan geostrategi yang perlu mendapat pengakuan internasional. Oleh karena itu, bangsa Indonesia memperjuangkan dalam forum hukum laut internasional maupun menjadikan perjanjian dengan negara-negara tetangga mengenai batas wilayah. Baru pada tahun 1982, konvensi Hukum Laut menerima asas negara kepulauan atau asas nusantara diterima sebagai hukum internasional, dan bersamaan dengan itu pula ditetapkan perluasan yurisdiksi negara-negara pantai di lautan bebas atau ZEE. Hasil konvensi ini disahkan pada bulan Agustus 1983 di New York.

A. MENGENALI GEOGRAFI, GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI BANGSA INDONESIA
A1. MENGENALI GEOGRAFI
Kondisi geografis dan kedudukan geografis dalam kaitannya dengan percaturan dunia serta kebijakan-kebijakan dalam pemanfaatan kondisi dan kedudukan geografi turut menentukan dalam pembentukan wawasan nasional.